Cerita Dongeng Nenek Belana, Si Kanibal
Kisah rakyat ini menggambarkan bagaimana kelakuan
Nenek Belana yang adalah kanibal, pemakan daging manusia.
Bagaimana Kisahnya ?
Pada jaman dahulu, di Desa Nunbes ada satu keluarga
dari Suku Dawan. Keluarga ini memiliki dua orang anak laki-laki. masing-masing
bernama si Sulung dan si Bungsu. Mereka berdua sering hidup di hutan. Mereka
memasanag jerat untuk menangkap ayam hutan, namun hasilnya jauh dari perkiraan
si Sulung.
Si Sulung memperoleh seekor burung tekukur sedangkan
si Bungsu memperoleh seekor ayam jantan merah. Dari hasil perolehan mereka ini,
si Sulung ingin menukar burung tekukurnya dengan ayam jantan merah milik si
Bungsu. Tetapi si Bungsu tidak menyetujuinya. Karena si Bungsu tidak menyetujui
pertukaran itu, maka si Sulung marah lalu meningkalkan si Bungsu di hutan.
Di hutan si Bungsu berjalan mengelilingi tempat
tersebut. Ternyata ditemuinya sebuah pondok yang dihuni oleh seorang nenek yang
bernama Nenek Belana. Si Nenek Belana itu sangat senang bisa bertemu dengaan
orang yang belum pernah dilihatnta.
Nenek Belana adalah seorang nenek yang suka pemakan
daging manusia (kanibal), terutama daging anak kecil. Semuanya itu telah
diketahui oleh si Bungsu.
Tiba saatnya untuk makan siang, Nenek Belana
menghidangkan berbagai macam makanan dan minuman untuk si Bungsu. Dengan maksud
agar si Bungsu cepat menjadi gemuk sehingga dagingnya terasa lebih enak
dimakan. Setelah makan, sang anak itu diperintahkan untuk istirahat siang atau
tidur. Tempat yang nenek siapkan adalah di atas loteng. Setelah disiapkan, si
Bungsu dipersilahkan untuk menempatinya. Saat si Bungsu masuk ke atas untuk
beristirahat, si nenek Belana mengunci pintunya dari luar. Di loteng tertidurlah
si Bungsu dengan pulas ketika si Bungsu tidur dengan pulasnya, ia mengigau
dengan melihat wajah si Nenek Belana yang berkata : “Saya telah memberikan
engkau makan enak, besok pagi engkau akan kubunuh dan dagingmu kujadikan
makanan yang enak.” Lalu sadarlah si Bungsu dari tidurnya. Ia menangis
memikirkan nasibnya.
Tiba-tiba ayam jantan merah mengeluarkan suara dan
berkata : “Jangan takut, karena aku akan menolongmu. Aku akan membuka atap dan
engkau akan keluar melewatinya dengan cara engkau memegang leherku kuat-kuat
dan kita terbang bersama-sama”. Setelah si Bungsu mendengar perkataan si ayam
jantan merah itu, ia merasa terhibur.
Keesokan harinya ketika Nenek Belana pergi ke loteng, dilihatnya atap loteng telah terbuka dan disana juga si Bungsu telah tiada. Si Bungsu telah dibawa kembali oleh ayam jantan merah kepada orangtuanya. Sesampaikan disana, orangtua si Bungsu gembira karena anaknya telah kembali dalam keadaan sehat. Akhirnya sebagai tanda terimakasih dari orangtua si Bungsu, ayam jantan merah itu dipelihara baik-baik.
Cerita ini saya kutip dari ayah saya ketika saya masih kecil, waktu mau tidur sering di ceritakan kemudian takut dan tidur. Ingat sekali masa masa kecil☺
Komentar
Posting Komentar